Tentang Mediakopid

Kerjasama

Informasi

Jaringan Media

Kamis, 19 Desember 2024

Ziarah dan Eksplorasi: Rihlah Spiritual Santri Al Ihsan Menuju Pangandaran

mediakopid.com, Bandung - Sabtu pagi yang cerah menjadi awal perjalanan penuh makna bagi para santri Pondok Pesantren Al Ihsan, Cibiru Hilir, Cileunyi. Dengan penuh semangat, kami, para santri putra dan putri, berangkat bersama para guru menaiki sebuah bus besar yang telah siap membawa kami dalam rihlah spiritual ini. 

Perjalanan ini adalah bagian dari program unggulan Kementerian Luar Negeri OSPAI (Organisasi Santri Ponpes Al Ihsan) yang bertujuan memperkuat keimanan dan kekompakan antar-santri, sekaligus memberikan pengalaman langsung dalam mengenang perjuangan para wali. 

Destinasi pertama kami adalah Makam Syekh Ja’far Sidiq di Gunung Haruman, Garut. Di tempat ini, suasana hening terasa begitu kental. Udara segar dari pegunungan menyelimuti kami saat berjalan menuju makam. Para santri khusyuk membaca tahlil, berdoa, dan merenungkan perjuangan Syekh Ja’far dalam menyebarkan Islam di tanah Sunda. 

Dari Garut, perjalanan dilanjutkan ke Makam Mbah Panjalu di Ciamis. Di sini, kami disambut dengan keindahan lingkungan sekitar makam yang terletak dekat Situ Lengkong. Kisah Mbah Panjalu sebagai ulama besar membuat kami semakin menghargai pentingnya dakwah yang dilakukan dengan keikhlasan dan cinta kepada umat. 

Destinasi ketiga membawa kami ke Makam Abah Anom di Pesantren Suryalaya. Ini adalah tempat yang begitu bersejarah, terutama bagi mereka yang memahami perjuangan tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah. Di sini, kami mendapat kesempatan untuk mendengarkan penjelasan guru mengenai peran penting Abah Anom dalam mendidik umat dan memperbaiki akhlak manusia. 

Perjalanan malam itu diakhiri dengan ziarah ke Makam Syekh Abdul Muhyi di Goa Safarwadi, Tasikmalaya. Meski malam telah larut, semangat para santri tetap tinggi. Goa yang menjadi tempat Syekh Abdul Muhyi beribadah ini seakan membawa kami ke masa lalu, ketika beliau menyebarkan Islam dengan penuh perjuangan. Kami menghabiskan malam itu dengan merenung dan berdoa, memohon keberkahan dan inspirasi dari perjalanan panjang para wali. 

Ketika subuh menjelang, bus kembali melaju, kali ini menuju Pantai Pangandaran. Suasana di dalam bus mulai riuh oleh canda tawa santri yang sudah tidak sabar menikmati keindahan pantai. Setibanya di Pangandaran, angin laut segar dan pemandangan sunrise menjadi hadiah indah setelah perjalanan panjang semalaman. 

Program rihlah ini bukan hanya tentang perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual. Setiap destinasi menyimpan pelajaran berharga tentang keikhlasan, pengorbanan, dan semangat dakwah. Selain itu, pengalaman ini juga mempererat ukhuwah di antara kami, santri Al Ihsan, dan memperkuat rasa cinta terhadap tradisi Islam yang diwariskan oleh para wali. Melalui rihlah ini, kami belajar bahwa perjalanan bukan sekadar mencapai tujuan, tetapi juga menikmati prosesnya, mengambil hikmah dari setiap langkah, dan membangun kenangan bersama yang akan dikenang seumur hidup.

Reporter: Maulana Abdullah 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar