Mediakopid.com, Bandung - Bandung dikenal dengan julukannya “Kota Kembang”, kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat ini sedari dulu menjadi tempat tujuan untuk wisata oleh orang-orang dalam negeri maupun luar negeri, karena banyaknya tempat wisata yang tersedia di Bandung. Bandung menawarkan beberapa perpaduan sempurna antara budaya, alam, gaya arsitektur dan kuliner. Selain wisata alam Bandung juga memiliki banyak tempat sejarah yang kaya akan cerita dibaliknya, seperti Museum Pos Indonesia.
Museum Pos Indonesia yang terletak di Jalan Cilaki No.70, Citarum, Bandung Wetan ini telah menjadi tempat bagi koleksi-koleksi unik dari Pos Indonesia. Museum ini memiliki cerita panjang dalam pembangunannya yang dimulai dari masa penjajahan Hindia-Belanda pada tanggal 27 Juli 1920, yang merancang bangunan museum ini yaitu arsitek Ir. J. Berger dan Leutdsgebouwdienst, kedua arsitek ini mengambil gaya arsitektur Renaisans . Di tahun 1920 museum ini memiliki nama awal “Museum Pos, Telegraph, dan Telepon (PTT)”.
Setelah pembangunan pada masa penjajahan museum ini mulai beroperasi, tetapi dengan kondisi yang kurang baik, dimana pihak museum mengalami kerugian sehingga membuat museum dan koleksi-koleksinya kurang terawat dan diperhatikan sehingga menjadi rusak. Akhirnya pihak pengelola museum melakukan pemugaran dan restorasi pada tanggal 18 Desember 1980, dan mulai beroperasi kembali pada tanggal 27 September 1983 dengan nama baru yang diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Telekomunikasi menjadi “Museum Pos dan Giro”, tetapi tidak lama dengan nama itu berganti sekali lagi menjadi “Museum Pos Indonesia” hingga saat ini, sesuai dengan nama perusahaan PT. Pos Indonesia.
Adapun didalam museum ini berbagai koleksi-koleksi dari masa ke masa yang paling utama adanya koleksi Filateli, yang memunculkan perangko pertama di dunia, perangko pertama yang digunakan Pos Indonesia, berbagai macam seri perangko Pos Indonesia, bahkan perangko-perangko dari berbagai negara pun menjadi koleksi di Museum Pos Indonesia. Museum Pos Indonesia memiliki 131 juta keping perangko yang dipamerkani. Selain Filateli adapun koleksi sejarah lainnya seperti surat emas dari para raja kepada Komandan Belanda. Perangkat pendukung layanan Pos juga dijadikan koleksi seperti timbangan masa dulu, seragam para pegawai dari masa ke masa, kendaraan yang digunakan untuk operasional dari masa Pos Keliling Desa pun ditampilkan sebagai koleksi.
Museum Pos Indonesia bukan hanya sekedar menyimpan sejarah didalamnya tetapi juga memberikan pengetahuan bagi seluruh generasi yang berkunjung ke museum ini. "Tidak perlu bayar untuk masuk ke museum ini hanya perlu mengisi buku pengunjung." Ucap salah satu penjaga di museum. Pengunjung juga dapat merasakan menjelajah mengikuti masa berkembangnya Pos Indonesia yang membuat pengetahuan semakin bertambah tentang peran komunikasi dengan budaya dan sosial Indonesia, bahkan pengunjung dapat mengambil gambar koleksi-koleksi unik yang dipamerkan di Museum Pos Indonesia.
Penulis: Gisna Salima - KPI 5B
Ternyata museum pos punya perjalanan cerita sejarah yang sangat panjang...
BalasHapus