Gerabah diperkirakan telah ada sejak masa prasejarah, tepatnya setelah manusia hidup menetap dan mulai bercocok tanam. Situs-situs arkeologi di Indonesia, telah ditemukan banyak gerabah yang berfungsi sebagai perkakas rumah tangga atau keperluan religius seperti upacara dan penguburan.
Gerabah yang paling sederhana dibentuk dengan hanya menggunakan tangan, yang berciri adonan kasar dan bagian pecahannya dipenuhi oleh jejak-jejak tangan (sidik jari), bentuknya pun kadang tidak simetris. Selain dibuat dengan teknik tangan, gerabah yang lebih modern dibuat dengan menggunakan tatap batu dan roda putar.
Untuk mendapatkan gerabah yang menarik, salah satu yang dilakukan oleh pembuat gerabah adalah dengan memberikan motif hias pada gerabah. Pada gerabah yang digunakan untuk rumah tangga biasanya bermorif sederhana atau polos, sedangkan gerabah-gerabah untuk kepentingan lain tentunya memerlukan motif yang lebih baik.
Bermula ketika masyarakat menggunakan keranjang anyaman sebagai wadah bahan makanan.
Untuk mengantisipasi kebocoran, mereka melapisi bagian dalam keranjang anyaman dengan tanah liat. Ketika melalui proses pembakaran, keranjang anyaman menjadi musnah, namun tanah liat tersebut menjadi keras dan berbentuk seperti wadah. Wadah tanah liat itulah yang sekarang dikenal sebagai gerabah.
Kerajinan gerabah diperkirakan berasal dari Negeri Cina, sekitar 4000 SM silam. Pada masa itu, gerabah dibuat dengan tujuan sebagai perkakas rumah tangga seperti kendi, kuali, tempayan, dan sebagainya. Seiring berjalannya waktu, fungsi gerabah bergeser lebih luas yaitu sebagai bahan bangunan seperti genteng, batu merah, dan tegel lantai.
Gerabah dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu yang mampu menyerap air (kuali, kendi, tungku, bata merah, celengan, dan lain-lain) dan yang tidak mampu menyerap air/kerajinan keramik (cangkir, piring, guci, tegel lantai, dan lain-lain).
Menurut sejarah, tradisi gerabah berkembang di Indonesia pada zaman Mesolitikum Akhir, ketika manusia mulai mengenal tradisi bercocok tanam. Bukti-bukti sejarah gerabah bisa kamu temukan di Kendenglembu di Banyuwangi, Kelapa Dua di Bogor, Serpong di Tangerang, Kalumpang dan Minanga Sipakka di Sulawesi, sekitar bekas Danau Bandung, dan Peso di Minahasa. Bentuk gerabah dari setiap daerah cenderung berbeda.
Di Indonesia, pembuatan gerabah mengalami kemajuan ketika masa perundagian. Meskipun pada masa itu, alat-alat logam berperan penting dalam kehidupan, tidak lantas menggantikan peran penting gerabah. Daerah penemuannya menjadi lebih jelas dan ragam gerabah yang ditemukan menjadi lebih.
Reporter: Ginanjar Suwargani
Tidak ada komentar
Posting Komentar