Mediakopid.com, Bandung - RITMA, singkatan dari Rabithatut Thalabah Li Ma’hadi Tahfidzil Qur’an, adalah satu-satunya organisasi yang mengatur berbagai aktivitas di Ma’had Tahfidz UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Organisasi ini menjadi tulang punggung utama dalam mengelola kegiatan, termasuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi para mahasantri. Salah satu masalah yang mencuri perhatian adalah banyaknya sisa nasi yang terbuang tanpa dimanfaatkan. Masalah ini mencetuskan keresahan di kalangan mahasantri yang peduli terhadap lingkungan dan keberlanjutan.
Melihat persoalan
tersebut, para pengurus RITMA mulai berdiskusi untuk mencari solusi yang tidak
hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat tambahan. Aditia Rahman,
Ketua Bidang Kebersihan RITMA, mengusulkan beberapa ide kreatif. Di antaranya
adalah budidaya ikan lele, ayam negeri, dan maggot. Ketiga opsi ini dianggap
potensial untuk mengolah limbah nasi menjadi sesuatu yang bernilai guna.
Setelah melalui berbagai
pertimbangan, pengurus RITMA memutuskan untuk fokus pada budidaya maggot.
Alasan utama pemilihan ini adalah proses budidaya maggot yang sederhana, tidak
membutuhkan perawatan intensif, serta berpotensi memberikan keuntungan ekonomi.
Pilihan ini juga sangat relevan dengan kesibukan para pengurus yang merupakan
mahasiswa dengan aktivitas padat, baik di kampus maupun di Ma’had.
Maggot, yang sering
disebut sebagai belatung, adalah larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) atau
Hermetia illucens dalam bahasa Latin. Larva ini berasal dari telur lalat yang
kemudian berkembang melalui proses metamorfosis hingga menjadi lalat dewasa. Maggot
dikenal memiliki kemampuan luar biasa dalam menguraikan sampah organik,
termasuk limbah makanan seperti nasi sisa.
Budidaya maggot memiliki
banyak keunggulan. Selain membantu mengurangi sampah organik, maggot juga dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak berkualitas tinggi, terutama untuk unggas dan
ikan. Dalam konteks RITMA, budidaya ini tidak hanya berfungsi sebagai solusi
pengelolaan limbah nasi, tetapi juga sebagai peluang ekonomi yang dapat
menghasilkan pendapatan tambahan untuk mendukung kegiatan organisasi.
Keberhasilan inisiatif
ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak besar,
baik dari segi lingkungan maupun manfaat ekonomi. Langkah RITMA ini diharapkan
dapat menginspirasi komunitas lain untuk lebih peduli terhadap pengelolaan
sampah dan memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan.
Reporter : M. Khoirul Hidayat
untuk lingkungan lebih bersih dan hijau solusinya pakai magot nih untuk sampah organik
BalasHapus