Membangun Masa Depan Indonesia Melalui Penguatan Literasi Digital


mediakopid.com, Bandung - Indonesia tengah berada di persimpangan jalan antara bonus demografi dan revolusi digital. Dengan jumlah penduduk muda yang besar, negeri ini memiliki potensi luar biasa untuk menjadi kekuatan ekonomi digital dunia. Namun, potensi ini hanya dapat diwujudkan jika literasi digital menjadi prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional.

Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan menggunakan perangkat teknologi atau mengakses internet. Lebih dari itu, ini mencakup kemampuan berpikir kritis, memilah informasi yang valid, dan memanfaatkan teknologi secara produktif. Dalam konteks Indonesia, literasi digital menjadi semakin penting mengingat tingginya tingkat penyebaran hoaks dan cyberbullying di media sosial. Sebuah studi dari We Are Social mencatat bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan lebih dari 3 jam per hari di media sosial, namun hanya sebagian kecil yang benar-benar memahami cara menggunakan platform ini secara bijak.

Tantangan terbesar dalam penguatan literasi digital di Indonesia adalah kesenjangan pengetahuan antara generasi tua dan muda, serta antara kota dan desa. Anak-anak di perkotaan mungkin sudah terbiasa dengan gadget sejak dini, tetapi anak-anak di daerah terpencil seringkali tidak memiliki akses yang sama. Ini menimbulkan ketimpangan yang, jika dibiarkan, akan menjadi hambatan bagi pembangunan sumber daya manusia di masa depan.

Pemerintah telah memulai langkah baik melalui program literasi digital yang digagas Kementerian Kominfo. Namun, program ini harus diperluas dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, lembaga pendidikan, dan komunitas lokal. Pendekatan berbasis kolaborasi akan memastikan bahwa literasi digital dapat menjangkau semua kalangan masyarakat, dari siswa sekolah dasar hingga pekerja dewasa.

Selain itu, penting bagi kurikulum pendidikan nasional untuk memasukkan literasi digital sebagai mata pelajaran wajib. Ini bukan hanya soal mengajarkan cara menggunakan aplikasi atau perangkat lunak, tetapi juga menanamkan nilai-nilai etika dalam berinteraksi di dunia digital. Generasi muda perlu dididik untuk menjadi pengguna teknologi yang bertanggung jawab, bukan sekadar konsumen konten tanpa arah.

Pada akhirnya, literasi digital adalah kunci untuk membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah. Di tengah arus globalisasi yang semakin deras, Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton. Dengan memperkuat literasi digital, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang tidak hanya siap menghadapi tantangan dunia digital, tetapi juga mampu menjadi penggerak perubahan yang positif.

Penulis: Ihsan Kamil Rahmatilah 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Vokaloka 2024