Geliyat (Gerakan Peduli Yatim), Inovasi Sosial dari Ujung Berung

 

Gambar acara Geliyat


MediaKopid.Com, Bandung — Inovasi pemberdayaan masyarakat terus digencarkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Ujung Berung. Salah satu program unggulan yang kini menjadi sorotan adalah Geliyat (Gerakan Peduli Yatim), sebuah gerakan sosial yang bertujuan memberdayakan masyarakat dengan menjadikan mereka orang tua asuh bagi anak-anak yatim se-Kecamatan Ujung Berung.

Dirintis pada tahun 2023, Geliyat telah berhasil mengayomi 266 anak yatim melalui kolaborasi dengan masyarakat setempat. Program ini hadir sebagai wujud kepedulian sosial berbasis komunitas, di mana masyarakat tidak hanya menjadi donatur, tetapi juga terlibat aktif dalam mendampingi, membimbing, dan memberikan dukungan moral bagi anak-anak yatim.

Program Geliyat memiliki empat pilar utama yang menjadi fokus kegiatan:

  1. Pendampingan Pendidikan
    Anak-anak yatim mendapatkan bantuan pendidikan berupa beasiswa sekolah, bimbingan belajar, dan dukungan moral untuk terus berprestasi. Program ini memastikan bahwa setiap anak yatim memiliki akses ke pendidikan yang layak sebagai bekal masa depan mereka.
  2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
    Masyarakat yang menjadi orang tua asuh turut berperan dalam membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari anak-anak yatim, seperti makanan, pakaian, dan perlengkapan sekolah. Bantuan ini dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan kesejahteraan mereka.
  3. Pengembangan Karakter dan Keagamaan
    Selain materi, Geliyat juga memberikan perhatian pada pembentukan karakter melalui kegiatan keagamaan seperti mengaji, tausiah, dan pembinaan akhlak. Hal ini bertujuan menjadikan anak-anak yatim tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkepribadian mulia.
  4. Kegiatan Sosial dan Keterampilan
    Anak-anak yatim diajak mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan seperti memasak, menjahit, atau kerajinan tangan, yang diharapkan dapat menjadi bekal kemandirian mereka di masa depan.

Masyarakat sebagai Penggerak

Ketua KUA Ujung Berung menyampaikan bahwa keberhasilan program ini terletak pada keterlibatan aktif masyarakat. “Kami percaya, memberdayakan anak yatim bukan hanya tugas lembaga, tetapi juga tanggung jawab bersama. Dengan menjadikan masyarakat sebagai orang tua asuh, ada ikatan emosional yang kuat sehingga anak-anak merasa benar-benar diperhatikan,” ujarnya.

Salah satu orang tua asuh, Ibu Yanti (45), mengungkapkan pengalamannya. “Bersama Geliyat, saya merasa bisa memberi arti lebih untuk anak-anak yatim. Tidak hanya membantu secara materi, tetapi juga mendampingi mereka dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Harapan dan Keberlanjutan

Melalui Geliyat, KUA Ujung Berung berharap dapat menciptakan ekosistem yang lebih peduli terhadap anak yatim, menjadikan mereka lebih berdaya, mandiri, dan percaya diri. Dalam jangka panjang, program ini juga bertujuan menginspirasi daerah lain untuk mengadopsi model serupa.

“Insya Allah, kami akan terus mengembangkan Geliyat agar bisa mencakup lebih banyak anak yatim dan memberikan manfaat yang lebih luas,” tutup Kepala KUA Ujung Berung.

Dengan semangat gotong-royong dan kepedulian, Geliyat menjadi bukti nyata bahwa langkah kecil dapat membawa perubahan besar, menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan inklusif bagi masa depan generasi penerus.


Reporter : Melisa Bela Widyastuti, Hilma Fauziah, Lailatu Sadiah

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Vokaloka 2024