MediaKopid, Bandung- Kasus Seorang Gus yang melontarkan kata-kata kasar kepada seorang penjual minuman bukan sekadar peristiwa sesaat yang kemudian tenggelam dalam arus informasi yang deras. Di balik viralnya video tersebut, tersimpan sejumlah persoalan kompleks yang patut kita renungkan bersama.
peristiwa ini mengungkap sisi lain dari figur publik yang selama ini dipuja. Sosok yang kerap tampil religius dan menginspirasi ternyata juga memiliki sisi manusiawi yang rentan melakukan kesalahan. Namun, kesalahan tersebut menjadi lebih signifikan ketika dilakukan oleh seseorang yang memiliki pengaruh besar dan menjadi panutan bagi banyak orang.
dalam kasus ini mengundang pertanyaan mendalam tentang moralitas dan etika dalam berinteraksi dengan sesama. Kata-kata yang kita ucapkan, sekilas tampak remeh, namun memiliki kekuatan dahsyat untuk melukai perasaan orang lain. Dalam konteks ini, pilihan kata yang kurang tepat oleh Gus Miftah tidak hanya menyakiti perasaan penjual minuman, tetapi juga merusak citra dirinya sebagai seorang tokoh masyarakat yang seharusnya menjadi teladan dalam bertutur kata.
Selain itu, peristiwa ini juga menyoroti peran media sosial dalam membentuk opini publik. Video yang viral tersebut dengan cepat menyebar dan memicu berbagai reaksi, mulai dari kecaman hingga pembelaan. Media sosial telah menjadi panggung bagi setiap orang untuk menyuarakan pendapat, namun di sisi lain juga membuka ruang bagi penyebaran informasi yang tidak akurat dan hoaks.
Dalam konteks yang lebih luas, kasus Gus Miftah menjadi cermin bagi masyarakat untuk melakukan introspeksi diri dan selalu mengedepankan etika diatas segalanya. Bagaimana kita sebagai individu maupun masyarakat belajar bahwa seseorang yang memiliki ilmu setinggi langit pun tidak selalu pantas disebut manuasia jika tidak beretika.
Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa setiap individu, tanpa kecuali, perlu bertanggung jawab atas ucapan dan tindakannya. Figur publik, dengan pengaruhnya yang besar, memiliki tanggung jawab moral yang lebih tinggi untuk menjaga martabat dirinya dan memberikan contoh yang baik bagi masyarakat.
Reporter : Fatwa Siti Nurbayinah
etika memang diatas segalanya
BalasHapus