Mediakopid.com, Bandung- Siapa yang tak kenal Saung Angklung Udjo? Landmark budaya Bandung ini telah memukau jutaan wisatawan dengan pertunjukan angklung yang meriah. Namun, tahukah Anda bahwa di samping kemegahan Saung Angklung Udjo, tersembunyi sebuah perkampungan pengrajin bambu yang tak kalah menarik? Koperasi Pengrajin Bambu Mekarsari adalah namanya, sebuah tempat di mana keajaiban angklung benar-benar dimulai.
Koperasi Mekarsari sudah ada dan aktif sejak tahun sekitar 2004. Awalnya, para pengrajin ini bekerja secara individu. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka menyadari pentingnya bersatu untuk menjaga kelestarian keterampilan dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Proses pembuatan angklung ini mengggunakan bambu dengan jenis tertentu yang memiliki kualitas suara yang baik. Proses pembuatannya pun sangat hati-hati, karena setiap kesalahan sekecil apapun dapat mempengaruhi kualitas suara angklung.
“Banyak pengrajin di sini adalah anak atau cucu dari pengrajin sebelumnya. Mereka belajar sejak kecil dan kini meneruskan tradisi keluarga”, tutur Asep.
Salah satu pengrajin mengatakan bahwa meskipun menghadapi banyak tantangan, para pengrajin Mekarsari tetap optimis. Mereka terus berinovasi untuk menciptakan produk-produk angklung yang unik dan menarik, “Membuat kerajinan cukup banyak tantangan nya apalagi di jaman sekarang ini”, ucap Asep.
Asep menyampaikan bahwa salah satu tahap yang paling krusial adalah penyetelan nada. Para pengrajin menggunakan telinganya yang terlatih untuk mengatur panjang dan ketebalan dinding tabung agar menghasilkan nada yang harmonis. Setelah itu, tabung-tabung bambu tersebut disusun dan diikat menjadi satu buah angklung.
Selain memproduksi angklung, Koperasi Mekarsari juga aktif dalam kegiatan sosial. Mereka sering mengadakan pelatihan membuat angklung untuk anak-anak sekolah. Di balik setiap angklung yang indah, tersimpan kisah perjuangan dan semangat para pengrajin untuk melestarikan warisan budaya. Dengan mengunjungi Mekarsari, kita tidak hanya bisa membeli angklung sebagai oleh-oleh, tetapi juga ikut serta dalam menjaga kelestarian seni tradisional Indonesia.
Reporter: Husna Oktavia//KPI 5B
Tidak ada komentar
Posting Komentar