Mediakopid.com, Bandung - Di balik kesibukan sehari-hari sebagai pustakawan di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Bandung, Ibu Yuli punya cara khusus untuk menginspirasi orang lain melalui buku. Bagi beliau, buku bukanlah sebuah sumber informasi saja, tetapi juga jendela yang membuka pandangan baru tentang hidup. Saat berbincang santai di perpustakaan, Ibu Yuli dengan antusias membagikan rekomendasi buku yang menurutnya wajib dibaca oleh siapa saja yang ingin menggali lebih dalam tentang nilai-nilai kehidupan dan sejarah pemikiran.
Menyingkap Sejarah Ekonomi Islam
Salah satu rekomendasi andalan Ibu Yuli adalah buku nonfiksi yang berjudul "Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi Islam Pasca-Kenabian" karya Adiwarman A. Karim. Menurut Ibu Yuli, buku ini adalah bacaan penting bagi siapa saja yang ingin memahami perkembangan ekonomi Islam setelah masa kenabian. "Buku ini memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana ekonomi Islam berkembang, khususnya pada masa pasca-kenabian, dan bagaimana pemikiran tersebut masih relevan hingga saat ini," ungkapnya.
Bagi para akademisi maupun masyarakat umum yang tertarik dengan topik ekonomi, buku ini memberikan pemahaman kuat untuk memahami peran Islam dalam membentuk konsep-konsep ekonomi yang berkelanjutan. "Buku ini juga bisa menjadi referensi yang baik untuk mahasiswa atau pegawai yang tertarik memperdalam pengetahuan mereka tentang ekonomi syariah," tambahnya.
Novel dengan Pesan Moral Mendalam
Tidak hanya nonfiksi, Ibu Yuli juga merekomendasikan sejumlah novel yang tak kalah sarat makna. Salah satu penulis favoritnya adalah Tere Liye. Karya-karya Tere Liye, menurutnya, menyajikan lebih dari sekadar hiburan. "Setiap kisah yang ditulis Tere Liye mengandung pesan moral yang cukup mendalam," ujar Ibu Yuli. Buku-buku seperti "Pulang" dan "Hujan" tidak hanya memberikan cerita yang menggugah emosi, tetapi juga menyimpan pelajaran hidup yang dapat dijadikan motivasi.
Novel lain yang direkomendasikan adalah "Hati Suhita" karya Khilma Anis, yang menyelami pergulatan batin perempuan dan kompleksitas cinta. Dengan latar cerita yang kental dengan nuansa pesantren, buku ini mengangkat tema universal seperti cinta, pengorbanan, dan keteguhan hati, yang membuatnya menarik bagi berbagai kalangan pembaca.
Perpustakaan BDK Bandung: Menjaga Literasi dan Semangat Belajar
Selain berbicara tentang buku, Ibu Yuli juga membagikan cerita tentang perpustakaan yang dikelolanya. Dengan koleksi yang terus bertambah, Ibu Yuli berkomitmen untuk terus memperkaya bacaan yang relevan bagi para pemustaka. Perpustakaan ini tidak hanya terbuka untuk pegawai BDK, tetapi juga bagi masyarakat luar yang ingin memperluas wawasan mereka.
Menurut Ibu Yuli, perpustakaan bukanlah sekadar tempat menyimpan buku saja, tetapi ruang untuk berbagi pengalaman dan memperluas cakrawala berpikir. "Setiap kali ada yang datang, saya senang bisa berbagi cerita tentang buku yang mungkin bisa mengubah cara pandang mereka terhadap dunia," ujarnya.
Bagi siapapun yang ingin mencari inspirasi atau sekadar melepas penat dengan bacaan berkualitas, rekomendasi Ibu Yuli tentang buku nonfiksi maupun novel patut dipertimbangkan. Dengan karya seperti "Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi Islam" serta novel-novel yang penuh pesan moral, perpustakaan BDK Bandung menjadi tempat yang memadukan literasi dan nilai-nilai kehidupan.
Reporter : Lingga Al-Ghifari Hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar