Mediakopid.com, Bandung - Balai Diklat Keagamaan (BDK) Bandung terus memperlihatkan komitmen dalam memajukan sistem pengelolaan arsip yang lebih modern dan efisien. Salah satu langkah besar yang telah diambil adalah pusat pengarsipan yang disertai dengan inovasi digital. Sejak dua tahun terakhir, Balai Diklat telah membangun pusat arsip yang menghimpun semua dokumen penting yang sebelumnya tersebar di berbagai ruang bidang.
Pak Kusnadi selaku salah satu Arsiparis di balai Diklat, menyampaikan bahwasannya pengarsipan merupakan kegiatan menemukan kembali, "Secara sederhananya, arsip sendiri itu lebih ke arah penitipan barang. Di tanggal sekian, bulan sekian, judulnya apa? Sepuluh tahun tahun kemudian jika mau dicari kembali sudah ada datanya. Jadi bisa menemukan kembali" ujar pak Kusnadi.
Digitalisasi Arsip dengan Aplikasi SAMBADA
Tak hanya melakukan sentralisasi, Balai Diklat Keagamaan Bandung juga melangkah lebih jauh dengan memulai proses digitalisasi arsip melalui aplikasi khusus yang diberi nama SAMBADA. Aplikasi ini dirancang untuk memudahkan proses pendataan dan pengarsipan, memungkinkan dokumen-dokumen fisik untuk diakses secara digital.
Bu Sri Marni Prancois menjelaskan, "Digital arsip SAMBADA saat ini sudah aktif di BDK. Karena belum memuat sebanyak laporan data tiap tahun, untuk sekarang baru ada penambahan-penambahan perubahan seperti kenaikan pangkat gitu, jabatan begitu".
Selain dari Surat kenaikan pangkat dan jabatan, di dalam aplikasi SAMBADA juga terdapat sertifikat pelatihan di bidang Administrasi, Pendidikan dan Keagamaan. Proses digitalisasi arsip yang telah dimulai ini kedepannya memungkinkan seluruh dokumen penting di Balai Diklat dapat tersimpan dalam format digital, yang memudahkan akses kapan saja dan di mana saja.
Dengan hadirnya sentralisasi arsip dan digitalisasi melalui aplikasi SAMBADA, Balai Diklat Keagamaan Bandung semakin siap menghadapi era digital. Inisiatif ini tidak hanya membuat pengelolaan arsip lebih mudah dan aman, tapi juga mencerminkan visi dalam membentuk SDM Kementerian Agama Jawa Barat yang profesional dan berkarakter.
Reporter: M. Alamsyah
Pak Kusnadi selaku salah satu Arsiparis di balai Diklat, menyampaikan bahwasannya pengarsipan merupakan kegiatan menemukan kembali, "Secara sederhananya, arsip sendiri itu lebih ke arah penitipan barang. Di tanggal sekian, bulan sekian, judulnya apa? Sepuluh tahun tahun kemudian jika mau dicari kembali sudah ada datanya. Jadi bisa menemukan kembali" ujar pak Kusnadi.
Digitalisasi Arsip dengan Aplikasi SAMBADA
Tak hanya melakukan sentralisasi, Balai Diklat Keagamaan Bandung juga melangkah lebih jauh dengan memulai proses digitalisasi arsip melalui aplikasi khusus yang diberi nama SAMBADA. Aplikasi ini dirancang untuk memudahkan proses pendataan dan pengarsipan, memungkinkan dokumen-dokumen fisik untuk diakses secara digital.
Bu Sri Marni Prancois menjelaskan, "Digital arsip SAMBADA saat ini sudah aktif di BDK. Karena belum memuat sebanyak laporan data tiap tahun, untuk sekarang baru ada penambahan-penambahan perubahan seperti kenaikan pangkat gitu, jabatan begitu".
Selain dari Surat kenaikan pangkat dan jabatan, di dalam aplikasi SAMBADA juga terdapat sertifikat pelatihan di bidang Administrasi, Pendidikan dan Keagamaan. Proses digitalisasi arsip yang telah dimulai ini kedepannya memungkinkan seluruh dokumen penting di Balai Diklat dapat tersimpan dalam format digital, yang memudahkan akses kapan saja dan di mana saja.
Dengan hadirnya sentralisasi arsip dan digitalisasi melalui aplikasi SAMBADA, Balai Diklat Keagamaan Bandung semakin siap menghadapi era digital. Inisiatif ini tidak hanya membuat pengelolaan arsip lebih mudah dan aman, tapi juga mencerminkan visi dalam membentuk SDM Kementerian Agama Jawa Barat yang profesional dan berkarakter.
Reporter: M. Alamsyah
Tidak ada komentar
Posting Komentar